Litte
Yagami Osanowa doesn’t owned the
character on Yu-Gi-Oh! She just
borrowed them for a while, She only own Original
Character and her Plot
Bunnies!
Young
Lover’s
.
Sponsored
by: SMAN xx for the Inspiration!
.
Stardust
International High School
Pagi yang sangat cerah menyelimuti bumi saat ini,
sayup-sayup angin yang sejuk menyapa dan sang Matahari yang siap menyapa mereka
sebentar lagi. Saat ini seluruh siswa SMA sedang berjalan memasuki halaman
Sekolah yang sangat luas, mau bagaimana lagi tentu saja Sekolah ini sangat luas
karena ini adalah sekolah paling terfavorit—Enough! Kita lanjut ke topik
pembahasan..
“Sudah kubilang berapa kali baru kau ini mengerti!
Aku sama sekali tidak tertarik dengan cowok yang lebih muda dariku! Itu sangat
mustahil!! Jangan dekati aku lagi!!” seru seorang gadis berambut pirang panjang
pada seorang cowok yang terlihat baru berumur 13 tahun mengenakan pakaian Hitam
SMP Domino memiliki kulit Tan dan mata Crymson yang rupawan, tak heran banyak
siswi-siswi SMA yang melintas tampak terlena melihat wajah cowok tampan ini.
Tapi apa yang sebenarnya terjadi yah?
“Bukannya kamu dulu sudah janji kalau aku sudah
masuk SMP, Kau akan melihatku sebagai laki-laki bukan anak kecil!” bantahnya
keras kepala
Laksmi Vichilicious, 1 SMA dan ini—Seperti yang
kalian lihat adalah rutinitasnya setiap pagi sebelum memasuki sekolah, bisa
dibilang ini seperti adegan persiapan sebelum mulai belajar di dalam sekolah,
berurusan dengan anak SMP yang—beda derajat dengan murid SMA!
“Maaf mengganggu aktivitas kalian... Tapi siapa anak
manis ini, Laksmi?” tanya Belinda melihat keduanya kini saling tatap menatap,
yang satu berusaha menatap untuk membuat si anak cowok ini melangkah pergi dari
tempat ini sekarang juga.
“Ukh..” geram Laksmi putus asa sambil memijat
dahinya kemudian melirik Belinda teman sebangkunya itu “Dia.. Atem Sennen,
tetangga yang tinggal di sebelah rumahku dan satu-satunya cowok yang
kekanak-kanakan dari semuanya..” tambah Laksmi berkacaak pinggang
“Hei! Aku tidak kekanak-kanakan!!” protes Atem tidak
terima
Belinda memiringkan kepalanya tidak mengerti, memang
kejadian ini selalu saja terjadi setiap pagi tapi ia sama sekali tidak mengerti
asal muasal kejadian ini terjadi. “Err.. Lalu apa maksudnya dengan ‘janji’?”
tanya Belinda sedikit penasaran
“Janji?.. Oh, maksudmu janji itu..” sahut Laksmi
kemudian menjelaskan beberapa patah kejadian pada sahabatnya ini.
Flashback
Atem Sennen, anak sulung dari pasangan Aknamkanon
dan Amara ini sudah memasuki kelas 6 SD dan salah satu aktivitas yang selalu ia
lakukan setiap sore sepulang sekolah adalah mengunjungi teman masa kecilnya—lebih
tepatnya Seniornya—Laksmi yang kini tengah duduk di bangku 3 SMP, Sejak masih
kecil mereka selalu main bersama tapi entah kenapa mendengar ucapan-ucapan
teman-teman sekelas Laksmi tentang ‘pacar’ dan hal serupa membuat pikiran Atem
kecil ini berusaha untuk menjauhkan Laksmi lantaran ia tidak mau cewek
tetangganya ini kelak direbut oleh laki-laki lain—semacam cinta ‘Monyet’ kalau
bahasa gaulnya—dan dimulailah dimana Atem selalu mengatakan ‘suka’ pada Laksmi
setiap harinya.
“Aku tidak suka dengan cowok yang lebih muda
dariku!” bantah Laksmi yang saat itu duduk di bangku 3 SMP pada Atem dengan
angkuhnya
“Memangnya kenapa kalau menyukai orang yang lebih
muda?” tanya Atem polos
Laksmi mendengus “Tentu saja, karena aku sudah
dewasa dan orang dewasa itu harus memiliki ‘pacar’ yang se-level kan? Mana
mungkin aku berpacaran denganmu yang masih anak-anak..” jelas Laksmi
“Aku sudah 6 SD! Itu berarti aku sudah Dewasa kan!”
bantah Atem keras kepala—6 SD masih seumuran jagung,Dek—Ckckck BROWNIES sih iya
kali yah!
Laksmi berpikir sejenak untuk membuat Atem berhenti
dengan sifatnya yang sama sekali sangat menyusahkannya itu dari ujung kaki
sampai ujung rambut kemudian mendapatkan sebuah ide cermelang dan tersenyum
penuh kepuasan.
“Begini, Kalau kau sudah masuk SMP.. Aku anggap kau
sudah menjadi Laki-Laki sejati-“ ucapannya terputus
“SMP?.. Laki-Laki sejati?.. Kalau begitu aku boleh
bilang suka padamu?..” tanya Atem dengan mata Crymson yang berkilat penuh
dengan semangat
Kenapa ia harus punya teman masa kecil yang seperti
ini—Batin Laksmi dalam hati kemudian mengangguk menyerah merasa mungkin di SMP
nanti Atem akan lupa dengan janji aneh ini dan mungkin ia bisa melupakan
hal-hal pernyataan suka-nya yang aneh padanya selam 1 tahun lebih ini.
Flashback
End
Tapi, Siasat yang jauh diperkirakan dari
rencana—Atem yang kini sudah menyandang sebagai murid SMP—Ia sudah berubah
banyak selama 1 tahun belakangan ini tapi tetap saja ia masih ingat dengan
janji yang ia buat dengan Laksmi 1 tahun lalu dan kini Ia menagih janji itu
tentunya dengan cara memilih SMP yang berdekatan dengan Laksmi sehingga ia bisa
menghampirinya setiap pagi sebelum sekolah tentunya—Nasib malang untuk Laksmi
tentunya yang setiap hari harus berhadapan dengan Atem.
“...Aku sudah terlanjur berkata seperti itu...”
gumam Laksmi dengan nada penyesalan menyesali tindakannya di masa lampau—Nasi
udah jadi Bubur Ayam, mana mungkin bisa di ubah lagi, Hahahaha..
“Ooh.. Begitu..” komentar Belinda mengangguk paham
Nah, sekarang balik lagi ke topik permasalahan. Dengan
sedikit kesal Laksmi memandangi Atem kemudian—
“Sekarang kembali ke Sekolahmu dan jangan pernah
kembali lagi kesini! Bukankah Domino banyak memiliki gadis-gadis manis yang
sebaya denganmu!” gerutu Laksmi sambil menunjuk SMP Domino yang terletak di
seberang jalan
Atem mendengus sebal “Aku tidak terlalu berminat
dengan gadis-gadis mencolok seperti mereka.. Lagipula aku kan sudah bilang yang
ku suka hanya Laksmi seorang!” sahut Atem tetap keras kepala
“Yah, Dan aku tidak menyukaimu,
bocah-SMP-keras-kepala! Sekarang cepat kembali ke tempat asal-mu!” sahut Laksmi
sedikit memaksa
“Kenapa? Bukannya kau yang dulu sudah janji
padaku..” balas Atem tidak mau kalah masih memperjuangkan HAM itu lho daging
yang suka di masak di restoran—Plak!! Bukan bahas Daging yah! “Katakan apa yang
salah pada diriku!?” tambahnya tidak terima
Laksmi tidak mau kalah—Bukan SMA namanya kalau ia
kalah adu mulut dengan murid SMP ini “Apanya yang salah? Mustahil kan kalau aku
melihat Atem sebagai laki-laki! Sikapmu saja masih seperti anak kecil~”
“Apa!..” ucap Atem “Apa-Apaan maksudmu itu, Laksmi.
Lalu orang seperti apa yang kau lihat sebagai seorang laki-laki?!”
Dengan tersenyum lega akhirnya Laksmi menjawab
“Tentu saja yang lebih tua dan berhati sabar juga bijaksana, dan ditambah lagi
tinggi badannya harus lebih tinggi dariku-“ ucap Laksmi mengada-ada padahal ia
hanya berkata demikian untuk mengurungkan niat Atem tapi perkataannya terputus.
“Yang lain saja! Itu terlalu mustahil buatku!!” Atem
complain padahal yang Laksmi
bicarakan bukan untuknya, tapi Atem langsung sewot begitu mendengar ucapan
Laksmi barusan yang dirasa sangat mustahil untuknya, Sementara Laksmi hanya
mendesah di tempat sambil membatin kepada Tuhan untuk segera menolongnya dari
sini.
“Baiklah-Baiklah.. Saat aku sedang kesusahan dia
adalah orang yang selalu menolongku.. Kau puas sekarang, Atem..” gerutu Laksmi
yang udah gatal berdiri terus di pintu gerbang sekolahnya dan entah sampai
kapan ia harus berdiri disini.